Pertemuan Pertama
BAB 1
HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH
Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala
kejadian atau peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan
umat manusia
Kata sejarah berasal dari :
1. Bahasa
Arab : Syajarotun, yang berarti pohon
2. Bahasa
Inggris : History, yang berarti masa lampau umat manusia
3. Bahasa
Jerman : Geschict, yang berarti sesuatu yang telah terjadi
Tiga aspek sejarah :
1. Masa
lampau : Merupakan fakta yang kekal dan abadi, tidk pernah berubah, serta
selalu dikenang dan dibuatkan catatan
2. Masa
kini : Untuk dipahami setiap peristiwa sejarah dan bertujuan agar suatu
peristiwa sejarah tidak terulang untuk kedua kalinya dalam peristiwa yang sama
3. Masa
yang akan datang : Peristiwa sejarah dapat dijadikan pandangan atau pedoman
hidup suatu bangsa agar lebih berguna dan lebih berhati-hati, serta bijaksana
dalam bertindak dan mengambil keputusan
Peristiwa sejarah merupakan :
1.
Peristiwa yang abadi : Peristiwa sejarah
merupakan peristiwa yang tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa
dalam kehidupan manusia
2.
Peristiwa yang unik : Hanya terjadi satu kali
dan tidak akan terulang untuk kedua kalinya
3.
Peristiwa yang penting : Dijadikan momentum atau
peringatan karena mempunyai arti dalam menentukan nasib hidup orang banyak
Bermacam-macam sejarah menurut jenisnya :
1.
Sejarah sebagai peristiwa : Fakta-fakta kejadian
yang benar-benar terjadi pada masa lampau
2.
Sejarah sebagai kisah : Sejarah sebagai hasil
penelitian oleh para ahli sejarah
3.
Sejarah sebagai ilmu : Pengetahuan tentang masa
lampau yang disusun secara sistematik
4.
Sejarah sebagai seni : Sejarah sebagai petunjuk
moral bagi para pembaca sehingga dalam penulisannya memerlukan seni tersendiri
Sejarah sebagai syarat sebagai ilmu :
1.
Sejarah memiliki objek kajian, yakni kejadian
2.
Memiliki suatu metode yang mampu menghubungkan
bukti-bukti sejarah
3.
Kisah sejarah tersusun secara sistematis
berdasarkan peristiwa awal kejadiannya
4.
Kebenaran fakta sejarah diperoleh dari
penelitian sumber yang disusun secara rasional, tidak boleh ditambah atau
dikurangi
Periodisasi adalah pembabakan sejarah dalam waktu yang
digunakan untuk mengetahui peristiwa sejarah
Kronologi : Penyusunan sejarah berdasarkan urutan waktu
Kronik : Catatan tentang waktu terjadinya suatu peristiwa
sejarah
Kronologi sejarah : Penyusunan peristiwa menurut atau
sesuai urutan kejadian yang didasarkan pada urutan waktu
Kegunaan sejarah :
1.
Kegunaan edukatif : Sejarah memberi pelajaaran
pengalaman yang pernah dilakukan pada masa sekarang atau sebelumnya
2.
Kegunaan inspiratif : Kisah sejarah memberi
ilham, inspirasi kepada para pembaca dan pendengarnya
3.
Kegunaan rekreatif : Sejarah sebagai kisah dapat
memberi hiburan yang segar, rasa kesenangan, dan rasa estetis
Pertemuan Kedua
BAB 2
TRADISI SEJARAH MASYARAKAT INDONESIA MASA PRAAKSARA DAN
MASA AKSARA
A. Tradisi
masyarakat Indonesia masa praaksara
· Jejak
sejarah yang historis : Jejak sejarah yang menurut para ahli memiliki informasi
tentang kejadian-kejadian historis, sehingga dapat dipergunakan untuk penulisan
sejarah
· Jejak
nonhistoris : Suatu kejadian pada masa lampau yang di dalamnya tidak memiliki
nilai sejarah atau hanya merupakan kejadian semata, tidak ada kaitan dengan
peristiwa sejarah
· Jejak
historis berwujud benda : Hasil budaya/tradisi di masa kuno
1. Zaman
Paleolitikum (zaman batu kasar)
ü Zaman hidup berpindah
ü Pithecanthropus
ü Mengumpulkan makanan (food gathering)
ü Hidup di gua-gua
ü Kebudayaan pacitan : Chopper (kapak
penetak/kapak genggam). Stone culture (budaya batu)
ü Kebudayaan ngandong : Bone culture. Kapak
genggam, chalcedon (batu indah berwarna)
2. Zaman Mesolitikum
ü Memiliki kemajuan hidup
ü Kjokkenmoddinger (sampah kerang)
ü Abris sous roche (gua tempat tinggal)
ü Alat-alat : Kapak genggam (kapak sumatra),
kapak pendek, dan pipisan
3. Zaman
Neolitikum (zaman batu halus)
1.
Food producing : Mengusahakan bercocok tanam
sederhana dengan menggunakan ladang. Jenis tanamannya : ubi, talas, padi, dan
jelai
2.
Peralatan yang lebih bagus seperti beliung
persegi (kapak persegi) dan kapak lonjong
3.
Pada masa ini terjadi perpindahan penduduk dari
daratan Asia (Tonkin ke Indocina) ke Nusantara yang disebut bangsa Proto Melayu
pada tahun 1500 SM. Kebudayaan Bacson-Hoabinh
4. Tradisi
Megalitikum
ü Menhir
: Tugu batu besar tempat roh nenek moyang. Ditemukan di Sumatra Selatan,
Sulawesi Tengah, dan Kalimanta
ü Dolmen
: Meja batu besar (altar). Terdapat di Bondowoso, Jatim
ü Sarkofagus/waruga
: Kubur peti batu besar. Di Sulawesi
ü Tradisi
Zaman Perundagian
ü Sudah
mampu membuat alat dari logam (budaya dongson)
ü Telah
mengenal sawah dan sistem pengairan
ü Jenis
benda logam :
1. Nekara
: Tambur besar yang ditemukan di Bali, Roti, Alor, Kei, dan Papua
2. Kapak
corong : Bagian tangkainya berbentuk corong. Sebutan lainnya adalah kapak
sepatu. Ditemukan di Makassar, Jawa, Bali, Pulau Selayar dan Papua
3. Arca
Perunggu : Ditemukan di daerah Bangkinang, Riau, dan Limbangan, Bogor
Kemampuan nenek moyang kita sebelum mengenal tulisan dan
sebelum terpengaruh budaya Hindu-Buddha :
1. Kemampuan
berlayar :
1. Perahu cadik : Perahu yang menggunakan alat
dari bambu/kayu yang dipasang di kanan kiri perahu
2. Perahy lesung : Sampan yang dibuat dari 1
batang kayu yang dikeru di dalamnya menyerupai lesung, tetapi bentuknya
memanjang
2. Kemampuan
bersawah : Sejak zaman neolitikum, diawali sistem ladang sederhana, kemudian
meningkat dengan adanya teknologi pengairan hingga lahirnya sistem persawahan
3. Mengenal
astronomi : Ilmu perbintangan
ü Teknologi angin musim sebagai tenaga
penggerak dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan
ü Mengenali musim
ü Petunjuk arah dalam pelayaran :
1. Bintang
Biduk Selatan & Bintang Pari: Arah selatan
2. Bintang
Biduk Utara : Arah utara
3. Pertanian
: Bintang Waluku : Awal musim hujan
4. Sistem mocopat : Kepercayaan yang didasarkan
pada pembagian 4 penjuru arah mata angin, yaitu utara, selatan, barat, dan
timur
5. Kesenian
wayang :
1. Berpangkal pada pemujaan nenek moyang
2. Kedatangan hinduisme ke nusantara maka kisah
nenek moyang digantikan kisa Ramayana dan Mahabhrata
3. Zaman Kediri : Kitab Gatotkacasraya
6. Seni
gamelan : Mengiringi pertunjukkan wayang
7. Seni
membatik : Kegiatan religius, untuk menghormati nenek moyang mereka
8.
Pengaturan masyarakat : Berkelompok, gotong royong, dan demokratis. cara
pemilihan pemimpin : primus inter pares (Terutama di antara yang banyak)
9. Sistem
ekonomi dengan mengenal perdagangan : Kegiatan barter karena belum mengenal
uang, nilainya berdasarkan kesepakatan bersama
10. Sistem
kepercayaan :
1. § Mulai tumbuh pada masa hidup berburu dan
mengumpulkan makanan
2. § Zaman hidup bercocok tanam : Percaya adanya
dewa alam
3. § Zaman perundagian : Percaya pada roh nenek
moyang
Metode-metode pewarisan masa lalu yang dilakukan
masyarakat praaksara melalui keluarga dan masyarakat :
1.
Folklore : Adat istiadat tradisional &
cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun, tetapi belum dibukukan
2.
Mitologi : Cerita rakyat yang dianggap
benar-benar terjadi & bertalian dengan terjadimya tempat, alam semesta,
para dewa, adat istiadat, dan konsep dongeng suci. Cerita tentang asal-usul
alam semesta, manusia, atau bangsa yang diungkapkan dengan cara-cara gaib dan
mengandung arti yang dalam
3.
Legenda : Cerita rakyat yang dianggap
benar-benar terjadi yang ceritanya dihubungkan dengan tokoh sejarah, telah
dibumbui dengan keajaiban, kesaktian, dan keistimewaan tokohnya
4.
Dongeng : Cerita rakyat yang tidak benar-benar
terjadi, diceritakan karena berisi patuah, kebaikan mengalahkan kejahatan,
ajaran moral, dan petuah bijak lainnya
5.
Upacara : Serangkaian tindakan/perbuatan yang
terikat pada aturan tertentu berdasarkan adat istiadat, agama dan kepercayaan
6.
Lagu-lagu daerah : Syair-syair yang ditembangkan
dengan irama menarik dalam bentuk lisan
B. Tradisi
Sejarah Masyarakat Indonesia Masa Aksara
· Rekaman
tertulis di Indonesia terbagi menjadi :
1. Sumber
tertuli sezaman dan setempat : Co : Prasasti, pengumuman/proklamasi, semacam
perundang-undangan yang memuji raja, biasanya berbentuk puisi/bahasa puisi
2. Sumber
tertulis sezaman tetapi tidak setempat : Ditulis sezaman, tetapi ditulis di
luar negeri, kebanyakan berasal dari Tiongkok, Arab, Spanyol, dan India
3. Sumber
tertulis setempat tapi tidak sezaman : Ditulis lama sesudah peristiwa terjadi
· 3 jenis
penulisan sejarah :
1. Penulisan
sejarah tradisional (Historiografi tradisional) : Penulisan sejarah yang
dimulai dari zaman Hindu sampai masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia.
Ditulis di prasasti dengan tujuan agar generasi penerus dapat mengetahui
peristiwa di zaman kerajaan pada masa dulu dimana seseorang raja memerintah
2. Penulisan
sejarah kolonial (Historiografi kolonial) : Bersifat eropasentris. Tujuannya
memperkukuh kekuasaan mereka di Nusantara, merendahkan derajat bangsa Indonesia
dan mengunggulkan derajat bangsa Eropa
3. Penulisan
sejarah nasional (Historiografi nasional) : Bersifat Indonesiasentris, dengan
metodologi sejarah Indonesia dan pendekatan Multidimensional
·
Pencekatan yang digunakan dalam perkembangan penulisan sejarah :
1. Pendekatan
sosiologi : Melihat segi sosialnya peristiwa yang dikaji
2. Pendekatan
antropologi : Mengungkapkan nilai yang mendasari perilaku para tokoh sejarah,
status, gaya hidup, dan sistem kepercayaan
3. Pendekatan
politik : Menyoroti struktur kekuasaan, jenis kepemimpinan, tingkat sosial, dan
pertentangan kekuasaan
Pertemuan Ketiga
BAB 3
PRINSIP DASAR PENELITIAN SEJARAH
Langkah-langkah dalam penelitian sejarah :
1. Heuristik
:
ü § Tahap untuk mencari, menemukanm dan
mengumpulkan sumber-sumber berbagai data agar dapat mengetahui segala bentuk
peristiwa/kejadian sejarah masa lampau yang relevan dengan topik/judul
penelitian
ü § Menurut sifatnya :
1. Sumber
primer : Sumber yang dibuat pada saat peristiwa terjadi, dibuat oleh tangan
pertama
2. Sumber
sekunder : Sumber yang menggunakan sumber primer sebagai sumber utamanya,
dibuat oleh tangan/pihak kedua
ü § Sumber lisan : Didasarkan pada pelaku/saksi
mata suatu kejadian. Narasumber lisan yang hanya mendengar atau tidak hidup
sezaman dengan peristiwa tidak bisa dijadikan narasumber lisan
2.
Verifikasi :
ü § Pemeriksaan terhadap kebenaran laporan
tentang suatu peristiwa sejarah
ü § Aspek ekstern : Mempersoalkan apakah sumber
itu asli/palsu sehingga sejarawan harus mampu menguji tentang keakuratan
dokumen sejarah tersebut
ü § Aspek intern : Mempersoalkan apakah isi yang
terdapat dalam sumber itu dapat memberikan informasi yang diperlukan
ü § Fakta adalah : Keterangan tentang sumber yang
dianggap benar oleh sejarawan/peneliti sejarah (sumber-sumber yang terpilih)
3.
Interpretasi :
ü § Penafsiran suatu peristiwa atau memberikan
pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa
ü § Menginterpretasi fakta dengan kejelasan yang
objektif, harus dihindari penafsiran yang semena-mena karena biasanya cenderung
subjektif.
ü § Interpretasi harus bersifat objektif, mencari
landasan interpretasi yang mereka gunakan
ü § Bersifat selektif, fakta dipilih yang relevan
dengan topik yang ada & mendukung kebenaran sejarah
4.
Historiografi :
ü § Penulisan sejarah, tahap terakhir. Menyusun
& merangkai fakta hasil penelitian, juga menyampaikan suatu pikiran melalui
interpretasi sejarah berdasarkan fakta hasil penelitian
3 bentuk penulisan sejarah :
1. Penulisan
sejarah tradisional : Kuat dalam genealogi, tapi tidak kuat dalam hal kronologi
dan detail biografis. Bahan pengajaran agama. Adanya kingship. Pertimbangan
kosmologis, & antropologis lebih diutamakan daripada keterangan dari sebab akibat
2. Penulisan
sejarah kolonial : Ciri nederlandosentris (eropasentris), tekanannya pada aspek
politik dan ekonomi serta bersifat institusional
3. Penulisan
sejarah nasional : Menggunakan metode ilmiah secara terampil & bertujuan
untuk kepentingan nasionalisme
Sumber sejarah adalah semua yang menjadi pokok sejarah. 3
macam sumber sejarah :
1. Sumber
tertulis : Diperoleh dari peninggalan tertulis
2. Sumber
lisan : Keterangan langsung dari pelaku/saksi dari peristiwa yang terjadi pada
masa lampau
3. Sumber
benda : Diperoleh dari peninggalan benda-benda kebudayaan
Menentukan usia peninggalan sejarah dapat dilakukan
dengan 3 cara :
1.
Tipologi : Cara penentuan usia peninggalan
budaya berdasarkan bentuk tipe dari peninggalan
2.
Stratigrafi : Cara penentuan umur suatu benda
peninggalan berdasarkan lapisan tanah di mana benda itu ditemukan
3.
Kimiawi : Cara penentuan umur benda peninggalan
berdasarkan unsur kimia yang dikandung oleh benda itu
Untuk mengungkapkan sumber-sumber sejarah diperlukan ilmu
bantu :
1. Epigrafi
: Ilmu yang mempelajari tulisan kuno/prasasti
2. Arkeologi
: Ilmu yang mempelajari benda/peninggalan kuno
3.
Ikonografi : Ilmu yang mempelajari patung
4. Nomismatik : Ilmu yang mempelajari mata
uang
5.
Ceramologi : Ilmu yang mempelajari keramik
6. Geologi :
Ilmu yang mempelajari lapisan kulit bumi
7.
Antropologi : Ilmu yang mempelajari asal-usul kejadian &
perkembangan MH
8. Paleontologi
: Ilmu yang mempelajari sisa makhluk hidup yang telah membatu
9.
Paleoantropologi : Ilmu yang mempelajari bentuk manusia yangs sederhana
hingga sekarang
10. Sosiologi :
Ilmu yang mempelajari sifat keadaan & pertumbuhan masyarakat
11. Filologi :
Ilmu yang mempelajari bahasa, kebudayaan, pranata & sejarah suatu bangsa
Fakta sejarah mempunyai bentuk :
1. Artefak :
Semua benda baik secara keseluruhan/sebagian hasil gerapan tangan manusia
2. Fakta
sosial : Fakta sejarah yang berdimensi sosial, misalnya : Interaksi
antarmanusia dan pakaian adat
3. Fakta
mental : Fakta yang sifatnya abstrak, misalnya : Keyakinan
Jenis-jenis sejarah berdasarkan fokus masalah :
1. Sejarah
geografi : Dikaitkan dengan lokasi di mana peristiwa itu terjadi
2. Sejarah
ekonomi : Dibicarakan bagaimana upaya memenuhi kebutuhan manusia
3. Sejarah
sosial : Dikaitkan dengan kehidupan masyarakat pada suatu masa
4. Sejarah
politik : Dibicarakan tentang kekuasaan yang terjadi pada suatu masa
Jenis sejarah dilihat dari cakupan geografis :
1. Sejarah
dunia : Membentangkan kehidupan manusia di dunia
2. Sejarah
nasional : Membentangkan sejarah bangsa Indonesia
3. Sejarah
lokal : Senantiasa mengungkapkan sejarah setiap wilayah (daerah)
Teknik pengumpulan data sumber lisan :
1. Sumber
berita dari pelaku sejarah
2. Sumber
berita dari saksi sejarah
3. Sumber
berita dari tempat kejadian peristiwa sejarah
Pertemuan Keempat
BAB 4
KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA
Proses pembentukan bumi :
1. Zaman
arkhaikum : Belum ada kehidupan disebabkan bumi masih panas & merupakan
bola gas panas yang berputar pada porosnya
2. Zaman
paleozoikum :
§ Zaman ketika
terdapat kehidupan makhluk pertama di bumi
§ Disebut juga
zaman primer (karena untuk pertama kalinya ada kehidupan)
§ Terbagi menjadi
beberapa tahap kehidupan :
1. Cambrium
: Kehidupan amat primitif seperti kerang dan ubur-ubur
2. Silur :
Hewan bertulang belakang seperti ikan
3. Devon :
Binatang jenis amfibi tertua
4. Carbon :
Binatang merayap jenis reptil
5. Perm :
Hewan darat, ikan air tawar dan amfibi
3. Zaman
mesozoikum :
§ Zaman sekunder
(zaman hidup kedua), disebut juga zaman reptil sebab muncul reptil besar
seperti dinosaurus dan atlantosaurus
§ Terbagi menjadi
3 :
1. Trias :
Ikan, amfibi dan reptil
2. Jura :
Reptil dan sebangsa katak
3. Calcium :
Burung pertama dan tumbuhan berbunga
§ Ikan di darat mengalami
evolusi, siripnya menjadi kaki yang kuat, ekornya tumbuh semakin panjang,
kepalanya yang semakin keras dan besar. Inilah yang kita kenal dengan nama
dinosaurus, brontosaurus dan atlantosaurus
§ Dinosaurus
pemakan tumbuhan kecuali Tyranosaurus
§ Brontosaurus
besarnya 10x gajah
§ Reptil terbang
seperti Pteranodon
4. Zaman
neozoikum :
§ Zaman bumi baru
(bumi sudah terbentuk sepenuhnya)
§ Terbagi menjadi
:
1. Zaman
tertier : Zaman hidup ketiga, makhluh hidup berupa binatang menyusui sejenis
monyet & kera, reptil raksasa mulai lenyap, dan pada akhir zaman ini sudah
ada jenis kera-manusia. Zaman ini ditandai dengan munculnya tenaga endogen yang
dahsyat sehingga mematahkan kulit bumi
2. Zaman
kuarter : Zaman hidup keempat, mulai muncul kehidupan manusia. Dibedakan
menjadi :
§ Zaman pleistosen
(Diluvium) : Terjadi penurunan suhu drastis dan memunculkan zaman es (zaman
glasial)
§ Zaman holosen
(Aluvium) : Zaman lahirnya jenis Homo Sapiens, yaitu jenis manusia seperti
manusia sekarang
Jenis-jenis manusia purba :
1.
Meganthropus paleojavanicus : Ditemukan di Sangiran oleh Von
Koeningswald pada tahun 1936 dan 1941. Cirinya :
§ Memiliki tulang
pipi yang tebal
§ Memiliki otot
rahang yang kuat
§ Tidak memiliki
dagu
§ Memiliki
tonjolan belakang yang tajam
§ Memiliki tulang
kening yang menonjol
§ Memiliki
perawakan tegap
§ Memakan
tumbuh-tumbuhan
§ Hidup
berkelompok dan berpindah-pindah
2. Pithecanthropus : Manusia kera. Fosilnya
banyak ditemukan di daerah Trinil, Perning (Mojokerto), Sangiran, dan
kedungbrubus, Cirinya :
§ Memiliki rahang
bawah yang kuat
§ Memiliki tulang
pipi yang tebal
§ Keningnya
menonjol
§ Tulang belakang
menonjol dan tajam
§ Tidak berdagu
§ Perawakan tegap,
mempunyai tempat pelekatan oto tengkuk yang besar & kuat
§ Memakan jenis
tumbuhan
Beberapa jenis pithecanthropus :
§ Pithecantropus
erectus (manusia kera berjalan tegak) : Ditemukan oleh E. Dubois di Kedungbrubus
& Trinil. Memiliki ciri :
1. Berjalan
tegak
2. Volume
otaknya melebihi 900cc
3. Berbadan
tegak dengan alat pengunyah yang kuat
4. Tinggi
badannya sekitar 165-170 cm
5. Berat
badannya sekitar 100 kg
6.
Makanannya masih kasar dengan sedikit dikunyah
§ Pithecantropus
robustus (manusia kera berahang besar) : Ditemukan di Sangiran oleh
Weidenreich. Van Koeningswald menyebutnya pithecanthropus mojokertensis
§ Pithecanthropus
dubuis (dubuis artinya meragukan) : Ditemukan oleh Von Koeningswald di Sangiran
§ Pithecanthropus
soloensis (manusia kera dari solo) : Ditemukan oleh Von Koeningswald,
Oppenoorth, dan Ter Haar di Ngandong
3. Homo :
Artinya manusia. Merupakan jenis manusia purba yang paling maju dibandingkan
yang lain. Ciri :
§ Berat badan
kira-kira 30-150 kg
§ Volume otaknya
lebih dari 1350 cc
§ Alatnya dari
batu dan tulang
§ Berjalan tegak
§ Muka &
hidung lebar
§ Mulut masih
menonjol
Jenis homo :
§ Homo wajakensis
(manusia dari Wajak) : Ditemukan di Wajak oleh Von Rietschoten, kemudian
diselidiki oleh E. Dubois. Termasuk ras Australoid dan bernenek moyang homo
soloensis. Dimasukkan dalam Homo sapiens (manusia cerdas) sebab sudah mengenal
upacara penguburan
§ Homo soloensis
(manusia dari Solo) : Ditemukan oleh Ter Haar & Oppenoorth. Diselidiki oleh
Von Koeningswald dan Weidenreich. Sudah bukan kera lagi, melainkan sudah
manusia
§ Homo Sapiens
(manusia cerdas) : Berasal dari zaman Holosen, bentuk tubuhnya menyerupai
manusia sekarang. Sudah menggunakan akal dan memiliki sifat yang dimiliki
manusia sekarang. Kehidupannya masih sederhana dan mengembara. Cirinya :
1. Volume
otaknya 1000-1200 cc
2. Tinggi
badan antara 130-210 cm
3. Otot
tengkuk mengalami penyusutan
4. Alat
kunyah dan gigi mengalami penyusutan
5. Muka
tidak menonjol ke depan
6. Berdiri
& berjalan tegak
7. Berdagu
Jenis homo sapiens di dunia terdiri dari subspesies yang
menurunkan berbagai manusia :
§ Ras Mongoloid :
Berciri kulit kuning, mata sipit, rambut lurus. Menyebar ke Asia Timur (Jepang,
Cina, Korea, dan Asia Tenggara)
§ Ras Kaukasoid :
Berkulit putih, tinggi, rambut lurus, dan hidung mancung. Penyebarannya ke
Eropa, India utara, Yahudi, Arab, Turki, Asia Barat lainnya
§ Ras Negroid :
Ciri berkulit hitam, rambut keriting, bibir tebal. Penyebarannya ke Australia,
Papua, dan ke Afrika
Pertemuan Ke lima
BAB 5
PENGARUH PERADABAN AWAL MASYARAKAT DUNIA TERHADAP
PERADABAN INDONESIA
Bangsa melayu dapat dibedakan menjadi 2 :
1. Bangsa
Melayu Tua (Proto Melayu) :
§ Orang
Austronesia dari Asia (Yunan) yang pertama kali ke Nusantara pada sekitar 1500
SM
§ Datang melalui 2
jalan :
1. Jalan
barat : Dari Yunan melalui selat Malaka masuk ke sumatra masuk ke Jawa. Alat
berupa kapak persegi
2. Jalan
timur : Dari Yunan melalui Formosa (Taiwan) masuk ke Filipina kemudian ke
Sulawesi kemudian masuk ke Irian. Alat berupa kapak lonjong
§ Memiliki
kebudayaan batu sebab alatnya terbuat dari batu yang sudah maju, yakni dihaluskan
§ Kapak persegi
ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan
§ Kapak lonjong
ditemukan di Sulawesi & Irian
2. Bangsa
Melayu Mua (Deutero Melayu) :
§ Tahun 500 SM
§ Masuk ke
Nusantara melalui jalan barat saja
§ Lebih maju
dibandingkan Proto Melayu
§ Sudah dapat
membuat barang dari perunggu dan besi
§ Hasil budayanya
: Kapak corong, kapak sepatu, dan nekara
§ Mengembangkan
budaya megalitikum. Hasilnya : Menhir, dolmen, sarkofagus dan lainnya
Sebelum kelompok bangsa melayu memasuki Nusantara,
sebenatnya telah ada kelompok manusia yang lebih dahulu tinggal di wilayah
tersebut. Mereka termasuk bangsa primitif :
1. Suku
Pleistosin (purba)
2. Suku
Wedoid
3. Suku
Negroid
Kebudayaan Bacson-Hoabinh :
o Di Pegunungan
Bacson dan di Provinsi Hoabinh ditemukan sejumlah besar alat yang kemudian
dikenal dengan kebudayaan Bacson-Hoabinh
o Ciri
kebudayaannya : Penyerpihan pada satu atau dua sisi permukaan batu kali yang
berukuran satu kepalan dan bagian tepinya sangat tajam
o Alat
kebudayaan Bacson-Hoabing ditemukan di : Papua, Sumatra, Sulawesi & Nusa
Tenggara
o Penyebarannya
bersamaan dengan perpindahan ras Papua Melanesoid ke Indonesia melalui jalan
barat dan jalan timur
o Pendukung
budaya mesolitikum adalah Papua Melanesoid. Mereka hidup dan tinggal di Gua-gua
(abris sous roche) dan meninggalkan Bukit-bukit karang/sampah dapur
(kjokkenmoddinger)
o Kapak genggam
(kapak sumatra), kapak pendek, pipisan, ujung mata panah, flakes, dan kapak
Proto Neolitikum
o Ras Papua
Melanosoid hidup masih sangat menetap, berburu & bercocok tanam sederhana.
Sudah mengenal kesenian seperti melukis
Kebudayaan Dongsong :
o Diambil dari
nama daerah di Tonkin
o Ditemukan
bermacam-macam alat yang terbuat dari perunggu. Ditemukan juga Nekara dan
kuburan
o Pengolahan
logam menunjukkan taraf kehidupan yang semakin maju, sudah ada pembagian kerja
yang baik, masyarakat sudah teratur
o Beberapa
daerah penting dalam perkembangan logam di Nusantara :
1. Budaya
logam awal di jawa : Peninggalan logam berada di dalam peti kubur batu
(sarkofagus) di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Bekal kubur yang berupa
peralatan dari Besi
2. Budaya
logam awal di Sumatra : Di Pasemah, Sumbar, terdapat peti kubur batu yang
dibekali manik-manik kaca dan sejumlah benda logam berupa tombak besi dan
peniti emas
3. Budaya
logam awal di Sumba, Nusa Tenggara : Tradisi penguburan dengan membawa beka
kubur yang berupa logam yang diletakkan dekat peti si mati. Sudah ditemukan
peralatan rumah tangga seperti bejana & tembikar kecil yang terbuat dari
logam
4. Budaya
logam awal di Bali : Benda logam sebagai bekal kubur, berarti mereka
menghormati roh nenek moyangnya yang sudah mati dengan barang yang berharga.
Alat kehidupan terbuat dari logam seperti pisau, tombak, panah, & patung
perhatian ditulis pertemuan satu kali tatap muka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar